RSS

Sabtu, 22 Mei 2010

Ada apa dengan buah dan sayuran?

Wow, sedikit tercengang ketika membaca judul berita “Buah dan Sayur Memicu Gangguan Mental” di yahoo. Untuk memenuhi rasa penasaran, aku mulai membuka dan membaca berita tersebut. Ternyata, Berita yang dilansir oleh VIVAnews ini mengungkapkan hasil penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak. Kutipan dari laman Modernmom.com, para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD. Anak-anak dengan tingkat lebih tinggi dari rata-rata satu penanda pestisida memiliki risiko dua kali lipat terdiagnosis ADHD. Parahnya lagi, paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar. Itulah mengapa sangat dianjurkan bagi para orang tua untuk membeli sayur dan buah-buahan yang organik. atau yang lebih aman lagi, mungkin kita harus menanamnya sendiri. Hehe..

Nah, kebetulan, dalam tugas Psikologi Anak dan Remaja Khusus, saya meneliti tentang anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Dalam kesempatan kali ini, saya akan mencoba sharing pengetahuan yang saya miliki seputar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD merupakan kondisi anak yang memperlihatkan simptom-simptom berupa gangguan pemusatan perhatian (inattentive), hiperaktif, dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka. Gangguan pemusatan perhatian, hiperaktif, dan impulsivitas itu dapat menyebabkan mereka mengalami kesulitan belajar, kesulitan berprestasi, serta menyebabkan adanya permasalahan menjalin hubungan dalam tingkat yang luas.

Beberapa ciri perilaku anak yang mungkin mengalami ADD/ADHD adalah mereka sangat banyak bicara, banyak gerak, impulsif, kurangnya sistem rem (sistem inhibisi), dan melakukan sesuatu yang bisa diinterpretasi sebagai perilaku yang mengganggu, kadang diikuti juga dengan agresivitas.

Sekarang ini, semakin banyak saja anak yang didiagnosis dengan ADHD. Hal ini ditengarai karena semakin banyaknya kesalahan diagnosis yang menegakkan bahwa seorang anak mengalami ADHD atau tidak. Informasi ini pernah saya baca dalam buku Julia Maria VanTiel yang berjudul “Anakku Terlambat Bicara”. Kesalahan diangnosis bukanlah hal sepele, hal ini dapat menentukan kehidupan anak selanjutnya. Anak dapat merasa minder dan memiliki harga diri rendah karena dicap sebagai anak ADHD. Sebenarnya, ada beberapa hal yang membedakan tingkat perilaku hiperaktif normal dengan gangguan yang dapat didiagnosis.

Untuk menegakkan diagnosis ADHD, psikolog mengacu pada kriteria-kriteria yang ada dalam DSM IV. Kriteria yang tertulis dalam DSM IV mengidentifikasi 14 simtom behavioral yang termasuk kesulitan fisiologis, kognitif, dan emosional. Simtom atau gejala terjadi sebelum usia 7 tahun, muncul lebih sering dan dengan derajat keparahan yang lebih besar daripada anak sebaya lainnya, muncul pada beberapa setting dan tidak hanya pada satu lokasi (contoh: sekolah dan rumah), disabilitas yang parah dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan, dan tidak terdapat karakteristik gangguan lain seperti skizofernia, gangguan anxietas, dan gangguan mood. (Diambil dari Manual Diagnostik dan Statistika mengenai Gangguan-Gangguan Mental menurut Asosiasi Psikiater Amerika, tahun 1994).

Bila perilaku tersebut bersifat ekstrem dalam perkembangan periode tertentu, kemudian terjadi dalam berbagai situasi yang berbeda dan berhubungan dengan disabilitas parah dalam fungsi, diagnosis ADD/ADHD dapat ditegakkan (NIH Consensus Statement, 1998). Diagnosis ADD/ADHD tidak tepat untuk anak-anak yang hanya sekedar ribut, aktif, atau agak mudah teralih perhatiannya di kelas, karena di tahun awal sekolah anak-anak sering berperilaku demikian (Whalen, 1983). ADD/ADHD ditegakkan hanya pada kasus yang benar-benar ekstrem dan terus-menerus. Maka dari itu, dalam menegakkan diagnosis apakah anak mengalami ADHD atau tidak, sudah seharusnya dilakukan secara terpadu oleh profesional, dibantu oleh guru dan orangtua si anak untuk menghindari adanya kesalahan diagnosis.

Psikologi Niaga Part.2

Seperti yang telah aku tulis di postingan sebelumnya, dari riset konsumen akan didapat segmentasi konsumen yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Setelah menganalisis dan memperoleh segmentasi perusahaan, kami mulai memikirkan rancangan strategi baru untuk memasarkan produk dari Top Noodle Express. Setelah bersemedi berhari-hari di rumah masing-masing, kami berkumpul kembali di hotspot untuk bertukar ide-ide yang telah kami peroleh. Hehe.. kita rajin banget dehh, padahal hotspot sepiii pii piii karena tanggal merah!

Nahhh.. berdasar hasil analisis kami, strategi pemasaran yang paling cocok untuk restoran ini adalah iklan radio dan media poster di berbagai media cetak. Sebelumnya, kami membuat slogan untuk restoran ini. Hal ini dikarenakan slogan memiliki peran penting dalam membangun sebuah image perusahaan karena slogan dapat mencerminkan keunikan atau kekhasan sebuah produk atau jasa. Selain itu, slogan berfungsi unutk membuat konsumen lebih mengingat suatu produk.

Mengapa iklan radio?

Hal ini karena pasar yang ditembak oleh restoran ini hanya terdapat di wilayah Surabaya saja. Strategi ini jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan iklan televisi yang disiarkan di seluruh Indonesia. Iklan televisi menjadi kurang efektif karena pasar yang dijangkau terlalu luas sedangkan lokasi restoran ini hanya ada di Surabaya. Apalagi iklan televisi membutuhkan biaya yang sangat besar. Kami membuat naskah dengan kata-kata yang penuh persuasi dan memperhatikan gaya pengucapan serta intonasi model dalam membawakan iklan agar iklan mencolok di telinga pendengar sehingga selalu terngiang-ngiang di telinga konsumen. Agar lebih efektif, Iklan ini ditayangkan di radio-radio yang pendengarnya sesuai dengan segmentasi konsumen.

Untuk iklan dalam media poster, dapat dimuat di berbagai media cetak seperti koran, tabloid, poster maupun pamflet. Pemasangan iklan di media harus disesuaikan dengan segmentasi pasar yang ditembak Top Noodle Express. Penulis membuat dua desain poster sebagai strategi pemasaran, dengan pertimbangan poster pertama menembak pasar terbesar yang kami peroleh dari hasil riset konsumen di Top Noodle Express, yakni mahasiswa, dan poster kedua menembak segmen utama Top Noodle Express yaitu businessman/bussinesswoman.

Desain poster pertama menampilkan sekelompok mahasiswa yang sedang asyik menyantap mie di Top Noodle Express. Desain ini menunjukkan bahwa mahasiswa juga dapat menikmati lezatnya menu di TNE dengan harga yang terjangkau dan tempat yang nyaman untuk berkumpul bersama teman-teman. Sedangkan desain poster yang kedua, kami menampilkan seorang businesswoman yang memesan delivery Top Noodle Express untuk santapan makan siang. Pemilihan model, konsep cerita, background, dan layout dibuat sangat semenarik dengan menonjolkan kompetensi perusahaan dan dibuat berdasar hasil riset konsumen. Dengan begitu, iklan dapat efektif menarik perhatian konsumen dan mengundang konsumen untuk mengunjungi restoran ini.

Yahhh..itulah akhir kerja keras kami selama satu semester ini, dan Alhamdulillah hasil yang kami peroleh sangat maksimal, salah satunya dapet nilai A.. :)


Namun, tingginya nilai itu masih kalah dengan rasa puas yang muncul setelah menyelesaikan dan melihat hasil tugas ini. Apalagi, dosen kami menyarankan untuk menawarkan strategi-strategi ini kepada perusahaan yang bersangkutan karena cukup menarik. Horeeeeeeeee!!! \(*o*)/

Jumat, 21 Mei 2010

Psikologi Niaga Part.1

Saat iseng membereskan file-file kuliah yang masih berceceran, memoriku kembali melayang akan kenangan tugas Psikologi Niaga. Tugas ini cukup memakan banyak waktu dan tenaga ini, tapi dibalik itu, sebenernya tugas ini seruuuu sekali! bisa jalan-jalan, bertemu dengan orang-orang baru, menjalin relasi, merancang sesuatu, ilmu dan pengalaman pun semakin bertambah.

Beranggotakan 5 orang di setiap kelompoknya, kami ditugaskan melakukan consumer research pada suatu perusahaan tertentu dengan tujuan akhir merancang strategi untuk membangun image perusahaan tersebut. Setelah memilih berbagai alternative perusahaan yang akan kami jadikan tempat penelitian, jatuhlah pilihan kami pada restoran Top Noodle Express di Tunjungan Plaza. Top Noodle Express ini merupakan anak perusahaan Top Ten Group, perusahaan ternama dalam bidang entertainment, life style dan food & beverage di Surabaya. Top Noodle Express cocok sekali untuk orang-orang yang memiliki jadwal padat. Top Noodle Express menempatkan dirinya sebagai restoran Chinese Food yang tidak mengandung babi, memiliki pelayanan yang cepat serta harga-harga yang terjangkau dengan service yang memuaskan. Selain itu, Top Noodle Express juga melayani delivery order dengan keunggulan makanan akan tetap panas sampai diterima oleh pelanggan.

Dalam melakukan consumer research, tahap awal yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan riset. Nah tujuan riset kali ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan di Top Noodle Express. Setelah mendapat ijin dari Bapak manajer, kami mulai mengumpulkan data sekunder melalui website dan melakukan wawancara kepada supervisor Top Noodle Express Tunjungan Plaza tentang segmentasi, targeting, dan positioning restoran ini. Kemudian, kami mulai melakukan analisis data berdasarkan faktor psikologis, seperti: kepribadian, motivasi, persepsi, sikap, belajar dan faktor sosio kultural (keluarga, kelas sosial, dan budaya).

Setelah menganalisis data sedemikian rupa dan menghubungkannya dengan teori-teori yang ada di buku Schiffman Kanuk tersebut, kami mulai menggali dimensi-dimensi dari kualitas layanan. Dengan menggunakan kuisioner kualitas layanan yang ada di servqual, kami menyebarkan 100 kuisioner ke pelanggan Top Noodle Express. Dari kuisioner ini didapat pula segmentasi konsumen yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan dan jumlah penghasilan. Alhasil, di hari sabtu yang panas itu, kelompok Niaga Ceria (Peni, Karina, Yuri, Miun, Dinda) plus Phebe dan Tami bertengger seharian di Top Noodle Express. Beruntung banget mas-masnya baik dan mau bantuin kita nyebarin kuisioner, hmm..lumayan banget, bisa lebih cepet pulangnya.. :D

Yah, inilah contoh menu lezat yang kami pesan waktu itu sebagai misi terselubung untuk mengambil data… :P so yummyyyy.... sluuuuurrrrppppp!






Nahhh.. ini lah aksi kami saat menyebarkan kuisioner yang sebenarnya berjumlah 100 buah itu.. Tapi kami hanya berhasil mengumpulkan 75 buah saja karena sungkan berlama-lama disana.. :D







Lihat, ini akuuuu yang lagi nyebarin kuisioner...... :)



Dannn.. inilah mas-mas dari Top Noodle Express yang mbantuin nyebarin dan mbalikin kuisioner ke kami.. :))))




Nb. Terima kasih buat pihak-pihak yang menyukseskan tugas ini :D



Sabtu, 15 Mei 2010

PENDIDIKAN INKLUSI, SEBUAH HARAPAN

Beberapa hari yang lalu, aku dan beberapa temanku berkunjung ke sekolah inklusi Klampis Ngasem I-246. Tujuanku berkunjung kesana adalah mencari data untuk mengerjakan tugas psikologi anak dan remaja khusus. Pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu, aku sedikit takjub melihat beragam anak hidup dalam kesatuan. Semuanya membaur menjadi satu, seolah tak ada perbedaan antara mereka. Padahal kalau kita lebih jeli melihatnya, kita akan menemukan berbagai perbedaan pada setiap siswa.

Pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan yang semaksimal mungkin mengakomodasi semua anak termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak luar biasa di sekolah atau lembaga pendidikan bersama dengan teman-teman sebayanya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Pendidikan inklusi memberikan layanan kepada setiap anak tanpa terkecuali. Pendidikan inklusi memberikan layanan terhadap semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa dan sebagainya.

Pelaksanaan praktek ini bervariasi, sekolah dapat menggunakannya untuk siswa yang dipilih dengan kebutuhan khusus ringan sampai parah. Inklusi berbicara tentang hak anak untuk berpartisipasi dan tugas sekolah untuk menerima anak. Kehadiran sekolah inklusi merupakan upaya menghapus batas yang selama ini muncul di tengah masyarakat, tidak saja bagi anak normal dan anak berkebutuhan khusus, tetapi juga anak dari kalangan mampu dan tidak mampu dan berbagai perbedaan lainnya. Penghapusan batas seperti itu penting dilakukan untuk meningkatkan akses pendidikan semua anak dan mewujudkan pendidikan yang bermutu. Semua itu penting dilakukan untuk mendukung "Pendidikan untuk Semua" (Education for All) yang sudah menjadi komitmen internasional. Inti dari sekolah inklusi ini adalah adanya partisipasi penuh oleh siswa berkebutuhan khusus dan menghormati hak-hak sosial, sipil, dan pendidikan.


Di sekolah inklusi, anak berkebutuhan khusus disambut dengan baik dan diperlakukan sama seperti anak normal lainnya. Aku juga sempat melihat-lihat keadaan kelas dan aktivitas murid-murid di kelas inklusi. Mereka dengan senang hati menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus di dalam kelas mereka. Mereka selalu membantu anak berkebutuhan khusus menjalani kehidupannya di sekolah, mulai dari belajar akademik sampai bersosialisasi dan menjalani aktivitas-aktivitas lain. Beberapa murid normal lainnya bersedia belajar bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan anak tuna wicara, murid-murid bersedia mengawasi ABK selama jam istirahat, dan mereka dengan suka rela membantu program guru dan membantu para ABK dalam mengerjakan perintah gurunya. Ketika gurunya mengajarkan kepada ABK untuk membeli kue di kantin, murid lainnya menemani ABK tersebut turun ke kantin, mengajari perkataan yang harus dikeluarkan untuk membeli kue, “Bapak, saya mau beli kue coklat..”, mengajarkan ABK memberikan uang, menerima kembaliannya dan mengucapkan terima kasih. Begitu juga, ketika gurunya menugaskan ABK untuk membacakan hasil karangan ke wali murid, murid lainnya bersedai menemani ABK dan mengajarinya melakukan hal itu, “ayo bilang, Permisi ibu..saya mau membacakan cerita”, “terimakasih ibu, maaf apabila menganggu”. Di kelaspun mereka tidak segan-segan menegur dan member pengarahan kepada ABK (seperti autis, adhd, dll) apabila bertindak menganggu dan melanggar peraturan di kelas.

Murid-murid di sekolah inklusi tidak terlihat seperti anak pada umumnya, mereka terlihat lebih dewasa dengan dapat menghargai dan menghormati hak-hak sesamanya. Suatu saat nanti, mereka akan tumbuh menjadi seseorang yang hebat dengan pengalaman hebatnya di masa kecil.

Sabtu, 08 Mei 2010

Anakku Terlambat Bicara








Judul buku : Anakku Terlambat Bicara
penulis : Julia Maria van Tiel
penerbit : Prenada Media Group
Tebal : 398 halaman
Tahun terbit: 2008 (cetakan kedua)


Demi mendapatkan buku “Anakku Terlambat Bicara” yang menjadi terkenal mendadak karena tugas psikologi Anak Berbakat, aku rela berpindah dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Buku yang dikarang oleh Julia Maria van Tiel ini menceritakan perjalanannya dalam mengungkap keunikan anaknya, Johan Flores, seorang anak gifted dengan diskronisasi perkembangan. Johan merupakan seorang anak yang unik dengan segala perbedaannya dari teman sebaya lainnya. Saat berumur satu tahun, Johan sudah mulai dapat berbicara, namun perkembangan ini semakin mengalami kemunduran saat usianya menginjak 18 bulan. Hingga sampai umur ke 2,5 tahun, Johan hanya bisa mengeluarkan bahasa planet yang tidak diketahui maknanya oleh orang-orang sekitar. Johan baru bisa diajak bicara dua arah di usianya yang kelima, namun perkembangan itupun jauh tertinggal dengan teman-teman sebayanya. Johan juga tidak dapat memahami pembicaraan orang lain kepada dirinya. Bukan hanya itu, Johan juga memiliki masalah menyangkut kemampuan bersosialisasi, cara bermain, dan prestasi di sekolah. Dalam satu sisi ia sangat cerdas, namun di sisi lain ia seperti anak yang kurang memahami apa yang tengah dihadapinya.

Johan merupakan anak yang sangat aktif, keras kepala, dan hanya terfokus pada kemauannya sendiri. Ia selalu bergerak, melompat, dan berlarian. Sifat keras kepalanya semakin menjadi-jadi, hingga setiap hari selalu ada gerutuan, tangisan, kemarahan, dan rasa frustasi. Walaupun Johan mengalami kemunduran perkembangan bicara, perkembangan motoriknya semakin berkembang pesat sehingga ia terkesan seperti anak yang tidak mau diam, atau kebanyakan orang menyebutnya anak hiperaktif. Orang-orang disekitar menilai Johan adalah anak autis yang asyik dengan dirinya dan dunianya sendiri.

Ditengah kebingungan akan perkembangan anaknya yang dicap lingkungan sebagai anak autis, Julia mulai mencari banyak referensi tentang masalah yang dihadapinya dan melakukan serangkain tes untuk mengetahui gambaran utuh perkembangan anaknya. Melalui berbagai literatur yang dibacanya, kenalan orthopedagongi, dan kegiatan diskusinya dengan kelompok orang tua yang memiliki anak yang mengalami perkembangan seperti Johan, Julia menemukan bahwa Johan adalah anak gifted dengan diskronisasi perkembangan. Diskronitas atau ketidaksinkronan perkembangan ini berarti bahwa ada bagian-bagian perkembangan yang maju tetapi ada bagian-bagian yang mempunyai perkembangan yang tertinggal, hal ini adalah suatu karakteristik yang universal pada anak-anak gifted

Diskronitas ini bersifat multikompleks dan multifacet karena menyangkut berbagai aspek perkembangan seorang anak. Diskronisasi dapat terjadi baik secara internal, yaitu pada berbagai aspek perkembangan anak itu sendiri, maupun secara eksternal pada anak tersebut terhadap teman sebayanya.

Dari seluruh hasil pemeriksaan, pencarian dan diskusi dengan para ahli, Julia menemukan bahwa Johan merupakan anak gifted dengan visual-spatial learner yang sering disebut the late boomer. Visual learning adalah cara berpikir secara visual (bayangan/gambaran) pada berbagai kejadian, yang memaknai berbagai kejadian alam bukan melalui perangkat kata-kata. Kemampuan ini cukup menyulitkan, karena disamping menghasilkan kemampuan kreativitas dan bakatnya dalam kemampuan pandang ruang, musik, seni, namun juga memungkinkan risiko disleksia, gangguan perkembangan bahasa dan bicara, dan kemampuan berhitung hafalan. Anak dengan karakteristik seperti ini melakukan pemrosesan informasi dengan caranya sendiri yang sering berbeda dengan yang diajarkan guru di sekolah. Hal ini yang membuat anak-anak ini kesulitan menempuh pelajaran di sekolah konvensional.

Melihat masalah anak gifted yang kini banyak terdiagnosa berbagai gangguan perilaku, mental, dan perkembangan, sebaiknya perlu deteksi sejak dini agar dapat diberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhannya. Di dalam buku ini dijelaskan pula tentang perbedaan-perbedaan antara anak gifted dengan anak autism, ADHD, dan permasalahan gangguan belajar, serta bagaimana pola pengasuhan yang terbaik untuk mereka.

Tak terbayangkan sebelumnya dalam benak Julia bhawa anaknya yang ceria dan lucu emerlukan penanganan yang serius, hati-hati, dan kesabaran yang luar biasa. Namun ia menyadari bahwa peranan keluarga, sekolah dan lingkungan dalam mengasuh dan mendidiknya merupakan faktor yang mendukung tercapainya prestasi yang optimal. Selain intervensi dan stimulasi yang diberikan untuk mengurangi gangguan dan mengembangkan keberbakatan yang dimiliki Johan, sangkar yang hangat adalah hal yang sangat penting untuk diberikan kepada anak agar tumbuh secara sehat dalam suasana yang dirasanya aman. Sangkar yang hangat berarti bahwa personalitas dirinya dapat kita terima dengan toleransi yang baik, kemudian membangun pemahaman akan berbagai kebutuhan tumbuh kembangnya untuk mendapatkan apa yang ia butuhkan. Terlebih lagi terhadap anak gifted seperti johan yang mempunyai kesulitan tersendiri dan perlu perjuangan dalam menghadapi dunia luar, dimana ia mempunyai pola tumbuh kembang dengan kapasitas besar, yang terkadang lebih cepat matang dari teman sebayanya, namun kadang juga lebih lambat dari teman sebayanya.

Dengan semakin melihat secara positif berbagai gejala yang ditampilkan anak, membuat Julia semakin bijak dan lebih dewasa menghadapinya. Banyak membaca, berdiskusi, membangun kerjasama dengan guru dan para professional, membantu Julia untuk melepaskan Johan agar mampu menapaki hidup dalam kebebasan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dia juga menularkan semangat itu dan membantu para orang tua dengan anak gifted-disinkroni memahami anak mereka lewat mailing list, seminar, dan pertemuan-pertemuan orangtua.

Sabtu, 01 Mei 2010

THE BOX

Wooow....! bulan April kemarin aku akrab sekali sama yang namanya 21 dan XXI. hihihiiiii.. senengnyaaaaa!!!! The Box ini adalah satu film yang kutonton bulan April lalu.

THE BOX

You Are The Experiment, all you have to do is push the button



















Cerita film ini sangat simple. Film ini menceritakan tentang Norma dan Arthur Lewis, sepasang suami istri yang menerima sebuah kotak misterius dari seorang laki-laki yang bernama Mr.Steward. Laki-laki berwajah menyeramkan tersebut menawarkan sesuatu yang menggiurkan sekaligus fatal. Mr.Steward mengirimkan kotak tersebut dengan menawarkan satu juta dollar jika suami istri tersebut menekan tombol yang ada. Dengan konsekuensi, seseorang yang tak mereka kenal akan tewas. ketika mereka menekan tombol tersebut. Dalam waktu 24 jam, Norma dan Arthur terobsesi dengan kotak tersebut dan berakhir dengan dilemma antara kenyataan dan rasa kemanusiaan. Memikirkan kondisi keluarga yang tengah mengalami kesulitan ekonomi dan keinginan Norma untuk mengoperasi kaki cacatnya, akhirnya ia menekan tombol tersebut. Setelah itu, Steward datang kembali ke rumah untuk mengambil kotak dan memberikannya kepada orang yang tidak mereka kenal.

Seperti halnya kata pepatah, "siapa melakukan, dia yang akan menerima akibatnya!"
Hal ini juga berlaku untuk Norma, karena ia telah menekan tombol itu, kini ia terjebak dalam permainan lelaki misterius tersebut.

Apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah Norma akan mendapatkan karma dari perbuatannya?
Apakah ada orang di luar sana yang akan menekan tombolnya dan menyebabkan ia meninggal?
siapa sebenarnya Mr. Steward?
Temukan semua jawabannya, hanya di film ini, The BOX!
haha :P

Jumat, 02 April 2010

Great great moment. :D

Aloha, Surabaya!

Kemarin sore aku baru aja pergi ke suatu tempat yang jarang sekali aku kunjungi.

Kalau dihitung-hitung, mungkin sudah 14 tahun aku gak kesana. Terakhir kesana waktu aku masih imut-imutnya.. hihi.. :P

Tempat ini sering sekali aku kunjungi waktu masih duduk di taman kanak-kanak untuk pentas nyanyi, nari, foto, dll. Mana lagi kalau bukan THR (Taman Hiburan Remaja) atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Taman Remaja Surabaya!

Awal mula aku memutuskan pergi ke THR berawal dari kebosananku pergi ke mall. selalu ajaa.. kalau pingin jalan-jalan, ujung-ujungnya pasti nge-mall. Nah.. sore itu, aku ingin mencoba sesuatu yang beda, dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Taman Remaja Surabaya! Tereeeeeetttett...

Pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, aku langsung membandingkan dengan yang ada di Jatim Park. Beda memang, dan aku sempat ragu apa mainan ini bisa berjalan dengan kuat. Kondisinya terlihat tidak begitu meyakinkan, sudah seperti barang lama. Aku takut aja karena dulu sempat ada berita anak SD yang terjatuh saat bermain disini.

Mainan pertama yang aku naiki adalah monorail. Dengan naik kereta ini, kita bisa liat pemandangan di Taman Remaja dari atas. namun sayang, waktu itu hari sudah gelap, jadi pemandangan hanya terlihat samar-samar. Cuma sempat di dadahin sama anak yang lagi maen jumping-jumping di atas. hehe.

Mainan-mainan disini lebih serem daripada yang ada di Tunjungan Plaza dan Jatim Park lho.. apalagi Galleonnya, wuuiiihhhh... bikin merinding!


Family Swinger juga gak kalah nyeremin! ayunan berputar yang bikin jantung deg-deg-an ini, bikin aku heboh sendiri selama di atas, padahal yang naik cuma 4 orang. Haha..

Seru banget ternyata, jadi pingin muter lagi setelah berhenti. :P

Ini adalah foto sebelum naik dan sesudah naik Family Swinger. Coba deh temukan perbedaannya!

Sebelum dan Sesudah


















Oyaaa, benernya aku pingin banget naik ini lho.. tapi dilarang penjaganya karena khusus untuk anak-anak. Hal ini menandakan aku sudah tidak terlihat kecil lagi, ditolak dehh..huhu.

Padahal aku mau kaya Afgan dan Thalita Latief di video klip “Terima Kasih Cinta” hihihihihi..










 
Copyright MEJIKUHIBILIU 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .